GEMA RAUNG NASIONALISME
Indonesia,
negeri dengan berbagai macam budaya dan kekayaan alam yang sangat melimpah.
Gemah Ripah Loh Jinawi, demikianlah ungkapan bagi nusantara ini. Bukan hanya
kekayaan alamnya yang terdengar di kuping
dunia, melainkan kontribusi rakyat Indonesia pun juga telah sampai ke kancah
Internasional. Negara yang didirikan oleh founding
father yang hebat ini memiliki jutaan orang yang menyimpan banyak potensi.
Mulai dari prestasi dalam keilmuan seperti penemuan alat-alat baru, olimpiade
keilmiahan tingkat Internasional sampai prestasi dalam hal non keilmuan baik
itu olimpiade olahraga, konferensi, dan lain-lain. Tak heran jika banyak orang
yang mengenal negeri ini. Mungkin memang enak rasanya bagi kita, generasi abad
21 yang tinggal menikmati syahdunya kemerdekaan. Bagi kami suatu perjuangan
dalam mengisi kemerdekaan hanyalah berprestasi dan berkontribusi demi negeri.
Namun beda halnya dengan generasi tahun ’45 yang berjuang sampai mengorbankan
darah dan air mata. Semua usaha pahlawan tersebut memang tak sopan rasanya jika
hanya kita ketahui tanpa kita buat aksi. Karena menurut Soekarno, “Negara yang
besar adalah negara yang menghargai jasa para pahlawannya”. Sudah semestinya
kita menjaga harkat dan martabat negeri ini dengan darah dan air mata kita
selayaknya orang-orang hebat terdahulu. Nasionalisme memang bukan pemberian
bangsa, melainkan hal yang harus kita dapatkan dan laksanakan. Oleh karena itu,
kami selaku generasi abad 21 bekerja keras dalam membangun bangsa ini dari
keterpurukan baik politik, sosial, ekonomi, maupun moral. Namun usaha itu tak
seperti membalikkan telapak tangan. Semakin bertambah tahun, moral anak bangsa
semakin lekang termakan oleh modernisasi zaman. Moral seperti hanya dimiliki
oleh orang zaman dulu saja. Hal tersebut terbukti dengan makin marakya aksi
hura-hura oleh anak muda yang semestinya bekerja keras demi membangun bangsa
ini. Mereka seperti amnesia dan lupa bahwa kemerdekaan dan kebebasan mereka saat ini merupakan tanggung jawab
bagi mereka dan bukanlah kado untuk pesta pora. Selain itu, pemerintahan di
negeri ini juga telah tersisipi dengan moral dan akhlak yang kurang terpuji
dari para pemangku tanggung jawabnya. Sebagai salah seorang generasi abad 21
saya merasa ingin enyah saja dari negeri ini.
“Tapi kalau saya pergi, lantas
apa bedanya saya dengan mereka yang melepas tanggung jawab dalam mengisi
kemerdekaan ini?”batinku. Dirikupun hanya bisa berusaha semampu jiwa raga ini
dalam memberi sebuah kontribusi pada negeri ini, bukan hanya omongan dan ekspektasi
yang tak dilanjuti dengan aksi. “Namun apakah semua orang berpikiran sepertiku?
Yaaa, pasti ada”batinku. Namun diriku dan mereka yang sepemahaman denganku
hanyalah seperti “senja” yang tak abadi dan akan berganti. “Lantas siapa yang
akan mewarisi semangat nasionalisme ini? Apakah negeri ini akan krisi nasionalisme? Mau dibawa ke mana masa depan
negeriku!!!” ucapku lantang. Untuk itulah saya membuat surat ini untuk kalian
wahai generasi penerus bangsa. Kalian pastinya mengerti arti dari sebuah
perjuangan dan nasionalisme setelah membaca pesan ini. Untuk itulah saya
berpesan kepada anak-anak Indonesia, jagalah kehormatan dan martabat bangsa
kalian, ingatlah perjuangan yang penuh penderitaan dari leluhur kalian, penuhi
tanggung jawab yang dibebankan di pundak kalian, jaga moral kalian, dan jagalah
negeri ini wahai para penerus. Saya bukanlah pendiri bangsa ini dan saya juga
bukanlah orang besar, namun saya selalu ingin berbuat lebih untuk bangsa ini.
Dari hal tersebut saya berharap setidaknya kalian mencontoh iktikad baik dari
saya, bahkan saya akan sangat mengapresiasi bagi kalian yang melebihi semangat
saya. Demikianlah pesan yang dapat saya titipkan pada kalian wahai “generasi
penerus bangsa Indonesia”. Kan kami nanti darah dan air mata kalian demi negeri
ini, negeri tercinta Indonesia.
Gambar proklamasi: http://andyestc.blogspot.co.id/2012/08/sejarah-proklamasi-kemerdekaan-indonesia.html
Gambar Generasi Penerus bangsa: http://www.idntimes.com/erny/sebuah-refleksi-di-hari-anak-nasional-sudahkah-mereka-mendapatkan-7-hak-ini